Sabtu, 03 November 2012

BAB 2 LANDASAN TEORI



BAB II
LANDASAN TEORI

   2.1  Kerangka Teori
1. Pengertian Studi Penelitian pasien
Menurut Suryawati dkk. (2006)
 pada tiga rumah sakit di Jawa Tengah menjelaskan bahwa indikator WHO menjelaskan bahwa perawat memiliki peran kunci untuk melaksanakan pendidikan kesehatan. Perawat perlu melakukan peran ini pada semua tatanan pelayanan, baik pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat juga perlu melaksanakan peran ini pada semua tingkat pencegahan, mulai dari tingkat pencegahan primer sampai dengan tersier. Pendapat peneliti bahwa pasien yang berada dirumah sakit harus mendapatkan pendidikan kesehatan sebagai wujud peran perawat pada tingkat pencegahan sekunder maupun tersier. Pendidikan kesehatan harus dilaksanakan secara terprogram dan sesuai dengan kebutuhan pengetahuan yang mereka perlukan saat dirawat maupun ketika pulang. Discharge planning/ perencanaan pemulangan pasien adalah proses sistematis yang bertujuan menyiapkan pasien meninggalkan rumah sakit untuk melanjutkan program perawatan yang berkelanjutan dirumah atau diunit perawatan komunitas (Taylor, dkk. 1989) . Program perencanaan pemulangan pada dasarnya merupakan program pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien yang meliputi nutrisi, aktifitas/ latihan, obat-obatan dan instruksi khusus yaitu tanda dan gejala penyakit pasien (Potter & Perry, 2005). Pasien yang akan pulang jika dipersiapkan dengan baik, maka tidak akan mengalami hambatan dalam melanjutkan program pengobatan dan rehabilitasi, serta akan mencapai tingkat kesehatan yang lebih baik. Konsumen pelayanan kesehatan/ pasien menginginkan kepuasan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pada dasarnya konsep pelayanan berkualitas sebagai penilaian baik buruknya rumah sakit dapat dilihat dari empat komponen yang mempengaruhinya yaitu:
  1) aspek klinik yang meliputi pelayanan dokter, perawat, dan teknis medis,
  2) efisiensi dan efektifitas, yaitu pelayanan yang murah dan tepat guna,
  3) keselamatan pasien, yaitu upaya perlindungan pasien dari hal yang membahayakan
      keselamatan pasien
 4) kepuasan pasien, yaitu tentang kenyamanan, keramahan dan kecepatan pelayanan (Lusa,                     
     2007).
 Kepuasan pasien sebagai salah satu indicator pelayanan berkualitas harus menjadi perhatian karena berhubungan langsung dengan pengguna pelayanan kesehatan. Rumah Sakit  Roemani merupakan rumah sakit yang sedang berkembang dan selalu ingin melakukan inovatif-inovatif dengan cara pembenahan-pembenahan demi mencapai tujuan sesuai visi misi. Selain itu dengan banyaknya rumah sakit swasta di Jawa Tengah juga merupakan alasan yang kuat untuk bersaing dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan keperawatan dilakukan dengan menggunakan proses keperawatan meskipun belum berjalan dengan baik. Pemberian pendidikan kesehatan pada pasien belum dilakukan secara terprogram terutama program pendidikan untuk pasien yang akan pulang. Pemberian informasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan keperawatan, tetapi belum mencakup keseluruhan hal-hal yang seharusnya diketahui oleh pasien ketika pulang. Peneliti ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan. Kepuasan pasien merupakan reaksi afeksi dan dinamis yang berhubungan dengan perasaan kenyamanan,keramahan, kecepatan pelayanan serta pemberian informasi tentang kesehatan yang dibutuhkan. Pelayanan keperawatan merupakan
pelayanan utama pada suatu rumah sakit, dimana salah satu aspek pelayanan keperawatan yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien adalah pemberian pendidikan kesehatan pada pasien. Berdasarkan uraian diatas ingin diketahui adakah pengaruh pemberian pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terhadap tingkat kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan


2.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan preexperimental design (quasi experiment ) dengan desain posttest only with control group design atau static group comparison, yaitu pengambilan data satu kali untuk dua kelompok, setelah kelompok intervensi diintervensi dan kelompok lain tidak diintervensi dimana kelompok intervensi pada ruang rawat inap dewasa ( Ruang Usman) dan kelompok yang tidak diintervensi adalah ruang Umar. Lokasi penelitian adalah pada dua ruang rawat inap di Rumah Sakit Roemani Semarang.

3. Cara penelitian
Menjelaskan pada pasien tentang tujuan penelitian, kemudian meminta persetujuan untuk menjadi responden. Mengisi kuesioner penelitian dengan didampingi peneliti kemudian menjelaskan tentang cara mengisi dan menjelaskan jika ada yang kurang jelas. Kemudian mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar