Minggu, 22 Juni 2014

Softskill Task

3rd TASK
Things you should/shouldn't and can/can't do in the following places

Library
  1. You should be quiet in the library so that you don't disturb anyone else.
  2.  You shouldn't be late to bring a book you borrow back to the library.
  3. You can take and read many book as you need in the library.
  4. You can't take a book from the library without having permission from the librarian first.
Museum
  1. You should be careful in the museum so that you don't break any exhibit.
  2. You shouldn't touch the exhibits in the museum if you don't have permission to do it.
  3. You can take pictures as many as you want in the museum.
  4. You can't take exhibits home from the museum.
Park
  1. You should be nice to people in the park. 
  2. You sholdn't put the rubbish into the wrong place in the park.
  3. You can use every free bench in the park. 
  4. You can't cut off trees in the park. 
Restaurant
  1. You should leave a tip for the waiter in the restaurant.
  2. You shouldn't be smoking in the restaurant even there is no "No Smoking" sign.
  3. You can reserve a table in the restaurant in advance.
  4. You can't take utensils with you from the restaurant.
Mall
  1. You should pay for every product or service that you take in the mall. 
  2. You shouldn't go to the mall being drunk.
  3. You can go to the mall with your family or friends and have fun there. 
  4. You can't get products from the mall without paying first. 

Rabu, 30 April 2014

Tugas Softskill 2

Tugas 1
  1. Jason’s fathe bought him (A) bicycle that he had wanted for his birthday 
  2. (The)  statue of liberty was a gift of friendship from (A) france to (An) united states 
  3. Rita is studying (An)  english and (A) math this semester 
  4. (The)  judged asked (A) witness to tell the truth 
  5. Please give me (A)  cup of (A) coffee with (A) cream and (A) sugar 
  6. (The) big books on (A) table are for my history class 
  7. When you go to ( The) store, please buy (A) bottle of (A) chocolate milk and (A) dozen oranges 
  8. There are only (A) seats left for (The) tonight’s musical at (An) university 
  9. John and mercy went to (A) school yesterday and then studied in (A) library before returning home
  10.  What did you eat  for (A)  breakfast this morning? 
  11. Rita plays (A) violin and her sister plays (A) guitar
  12.  While we were in (An) alaska, we saw (An)  eskimo village 
  13. (A) chair that you are sitting is broken 
  14. On our tripto (The) spain, we crosed (An) atlantic ocean 
  15. Phil cannot go to (The)  movies tonight because he has to write (An) eassy
Tugas 2

  1. This pen isn’t working. Please give me (Another) 
  2. If you’re still thirsty. I’ll make (Another) pot of coffee 
  3. This dictionary has a page missing. Please give me (Another) 
  4. He doesn’t need those books. He needs (Another) 
  5. There are thirty peoples in the room. Twenty are from latin america and (The others)  are from (Other)  countries 
  6. Six people are in the store. Two were buying meat (Another) was looking at magazine (Another) was eating a candy bar (The others) were walking around looking for more food 
  7. This glass of milk is sour (The other) glass of milk is sour too 
  8. The army was practicing its drills. One group was doing artillery practice (Another)  was marching (Another) was at attention and (Another) was practicing combat tactics 
  9. There are seven students from japan (Others)  are from iran, and (The others) are from (Other)  place 
  10. We looked at car’s today. The first two we far too expensive, but (The Other) ones were reasonably priced

Sabtu, 05 April 2014

tulisan tentang ekonomi/manajemen dalam bahasa indonesia dan inggris



Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

Contoh- contoh kemiskinan dapat di lihat dari :
  • Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
  • Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
  • Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Kemiskinan dipelajari oleh banyak ilmu, seperti ilmu sosial, ekonomi, dan budaya.
  • Dalam politik, perlawanan terhadap kemiskinan biasanya dianggap sebagai tujuan sosial dan banyak pemerintahan telah berupaya mendirikan institusi atau departemen. Pekerjaan yang dilakukan oleh badan-badan ini kebanyakan terbatas hanya dalam sensus dan pengidentifikasian tingkat pendapatan di bawah di mana warga negara dianggap miskin. Penanggulangan aktif termasuk rencana perumahan, pensiun sosial, kesempatan kerja khusus, dll. Beberapa ideologi seperti Marxisme menyatakan bahwa para ekonomis dan politisi bekerja aktif untuk menciptakan kemiskinan. Teori lainnya menganggap kemiskinan sebagai tanda sistem ekonomi yang gagal dan salah satu penyebab utama kejahatan.
  • Dalam hukum, telah ada gerakan yang mencari pendirian "hak manusia" universal yang bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan.
  • Dalam pendidikan, kemiskinan memengaruhi kemampuan murid untuk belajar secara efektif dalam sebuah lingkungan belajar.

 Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
  • penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
  • penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
  • penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
  • penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
  • penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:
  • Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
  • Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.




 
 Cara Mengatasi Kemacetan di Indonesia

Ruwet... itulah yang tergambarkan dari suasana jalan akses UI kelapa dua, angkot dan sepeda motor seakan mengantri untuk melintas jalan yang terlalu padat itu, tidak sedikit pengguna sepeda motor yang pegal dan hampir semua pengendara mobil kepanasan karena macet yang tak kunjung usai di jalan yang menjadi akses masyarakat Kota Depok pada umumnya dan para mahasiswa pada khususnya, tak jarang mahasiswa menjadi telat dan tidak bisa menimba ilmu secara penuh dalam kegiatan belajar mengajar karena macet telah membuat waktu banyak tersita, apalagi mahasiswa yang dikejar waktu praktikum, banyak yang terlambat untuk datang sesuai jadwal dan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum, tentunya banyak yang kecewa dan sedih karena kemacetan ini, berikut tulisan saya tentang ide-ide untuk mengatasi kemacetan di Indonesia terutama kota-kota besar Jabodetabek.

1) Kurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi

Jumlah kendaraan pribadi yang membengkak tak ayal membuat kepadatan jalan mencapai batas maksimal, mobil-mobil dengan berbagai tipe, merek dan ukuran dengan sabar menunggu giliran maju, padahal didalam kendaraan pribadi itu hanya ada beberapa orang saja bahkan hanya ada satu orang saja, padahal ukuran mobil yang besar sungguh membuat jalanan kota padat, sungguh pemborosan ruang ketika mobil masuk ke jalan dan hanya terdapat satu orang didalamnya, sedangkan bangku-bangku lain yang seharusnya terisi hanya membuat ruang jalanan menjadi sempit. Seharusnya apabila ada sekumpulan masyarakat yang tiap orangnya membawa satu mobil, mereka seharusnya bisa mengistirahatkan beberapa orang pengendara mobil dan mereka cukup jadi penumpang di salah satu mobil, dengan begitu pengendara mobil di jalan menjadi berkurang, begitu pula dengan motor, kalau ada yang bisa memboncengi sesama temannya, mengapa tidak, memboncengi satu orang pengguna motor lain sama saja mengurangi satu motor yang ikut andil dalam kemacetan jalan.

Dalam satu keluarga, jangan ada terlalu banyak kendaraan pribadi, cukup dua sampai tiga saja, kuotanya adalah satu mobil dan dua motor, bisa dipakai bergantian antara anak dan orang tua,  kendaraan jangan dipakai pada waktu yang sama karena itu yang menimbulkan kemacetan, sekalipun dipakai di waktu yang sama itu apabila dalam satu keluarga memiliki tujuan yang berbeda, selain itu lebih baik gunakan satu kendaraan untuk mengangkut 3, 4, atau 5 anggota keluarga. Jalanan yang kecil, dimana lebar jalan hanya mampu menampung dua mobil saja, sungguh tidak sebanding dengan jumlah pengguna jalan yang selalu bertambah tiap harinya, tidak mengherankan ketika kemacetan terus terjadi siang dan malam karena sebagian besar pengguna jalan selalu melintasi di waktu yang sama, sesuai dengan aktivitas kerja para pegawai kantor, jadwal kuliah para mahasiswa dan jadwal sekolah para siswa. Petugas Lalu Lintas sehebat apapun tidak akan mampu mengatur kemacetan jalan secara penuh yang muncul di setiap persimpangan jalan karena jumlah kendaraan yang begitu banyak dan tidak sebanding dengan ukuran jalan yang kecil, yang bisa Petugas Lalu Lintas lakukan hanya meminimalisir kemacetan saja.

2)   Jangan Tumpuk Semua Fasilitas di Satu Tempat

Petugas Tata Letak Kota haruslah memikirkan lokasi fasilitas Kota secara tersebar, bukan memusat, keadaan fasilitas Kota di Indonesia terlihat begitu memusat, bayangkan saja contoh kasusnya di Margonda, Depok, semua fasilitas kaum elite ada disitu, Seperti Depok Town Square Mall, atau Margo City, yang menjadi tempat belanja lengkap untuk para penghambur uang dan juga menjadi tempat hiburan lengkap untuk para orang berkantong tebal. Fasilitas kaum pelajar juga terletak di Margonda, seperti Universitas Gunadarma Kampus D, disinilah kaum pelajar dari berbagai daerah di Indonesia ingin menjadi kaum yang lebih baik lagi, yaitu kaum terpelajar, tempat lainnya yaitu tempat nongkrong, Se7en juga ramai ditempati mahasiswa-mahasiswi kaya. Selain itu ada juga warnet The Patch, Mediouz yang merupakan alternatif hiburan kaula muda yang ingin menikmati masa senggang waktunya. Sementara Rumah Sakit Bunda, perpustakaan, toko-toko elektronik dan berbagai fasilitas umum lain berada di tempat yang berdekatan, sebagian besar masyarakat selalu menjadikan tempat-tempat tersebut untuk keperluan hidupnya sehari-hari, oleh karena itu hampir semua orang melintasi aspal jalan tersebut pada waktu yang sama meski dengan kebutuhan yang berbeda-beda.

Tempat tujuan masyarakat Depok yang berupa fasilitas umum memang berdekatan sehingga kendaraan selalu menumpuk di ruas jalan yang sama apalagi tak sedikit pengendara motor maupun mobil yang berasal dari luar kota yang menambah panjang jejeran kendaraan yang melepas pedal gasnya. Seharusnya Petugas Tata Letak Kota memikirkan matang-matang tentang pembangunan fasiitas umum, jangan membangun Mall yang satu ruas jalan dengan Universitas, lebih baik Petugas Tata Letak Kota menolak proyek pembangunan Mall di wilayah itu karena akan menimbulkan penumpukan antrian kendaraan, karena orang yang ingin berbelanja dan ingin menimba ilmu di Universitas itu sama banyaknya, sehingga ketika mereka bertemu di satu ruas jalan hanya akan membuat jalanan tidak kondusif untuk dilintasi.

Fasilitas kota yang tersebar adalah hal yang terbaik, semisal Rumah Sakit, Restoran  dan Mall dibangun di ruas jalan yang berbeda, tidak perlu terlalu jauh, karena akan menimbulkan pemborosan bahan bakar bagi pengguna kendaraan, tetapi cukup tersebar saja di sudut kota yang berbeda. Penyebaran fasilitas kota membuat jalan-jalan yang dilewati akan tertib, karena tiap masyarakat yang berbeda kepentingan akan mengambil jalan yang berbeda dan dengan begitu tidak ada lagi penumpukan yang kita takuti, tidak ada lagi keterlambatan sampai ke tempat tujuan bagi seseorang yang sedang dibawa oleh UGD dalam keadaan kritis, tidak ada lagi mahasiswa yang telat masuk kampus karena jalanannya terlalu padat dan membuat was-was, dan tidak ada lagi anak-anak yang kepanasan ketika mereka dalam perjalanan pulang ke rumah sehabis rekreasi. Salah satu kekurangan masyarakat Indonesia yang membuat jalanan di Indonesia selalu terhimpit kemacetan adalah karena masyarakat sudah terbiasa memarkir kendaraan mereka di pinggir jalan di gang mereka masing-masing karena mereka tidak punya garasi, kebiasaan ini seringkali terbawa di jalan raya, kadang mereka memarkir mobil mereka disamping jalan raya, itu yang membuat ruang di jalan raya berkurang karena terpakai oleh kendaraan yang bahkan tidak sedang dalam keadaan aktif untuk berpergian.

3) Perluasan Jalan

Salah satu alasan mengapa sering terjadi macet di jalanan adalah lebar jalan kurang proporsional, lebar jalan yang kurang proporsional akan membuat kapasitas kendaraan yang dapat melewati jalan tersebut jadi sedikit, sehingga kendaraan seringkali berdesak-desakan di ruas jalan yang sama, apabila keadaan ini terus terjadi untuk pengendara dengan jarak tempuh dekat, mungkin itu tidak akan menjadi masalah, tetapi untuk pengendara dengan jarak tempuh menengah hingga jauh, mungkin kekesalan terhadap kumpulan kendaraan di depannya yang tak kunjung maju terus bertambah.

Beberapa bangunan yang terletak di pinggir jalan dapat ditertibkan dengan cara pemberian uang pengganti kepada sang pemilik, jumlah pemberian uang pengganti harus di-negosiasikan terlebih dahulu, menurut saya nominal uang dalam pembebasan tanah haruslah besar bahkan lebih besar dari harga pasarnya, karena nilai historis bangunan yang sang pemilik punya tentu tinggi, mungkin saja bangunan yang rencananya akan dirubuhkan untuk perluasan jalan ini adalah tempat usaha yang sudah mempunyai pelanggan yang familiar dengan bangunan itu, alamat bangunan itu menjadi tolak ukur pelanggan dalam menyelenggarakan transaksi, tentu pelanggan sang pemilik bangunan harus mendapatkan informasi tentang tempat usaha baru yang dimiliki oleh sang pemilik bangunan. Pencairan uang pengganti haruslah cepat untuk mempermudah pembebasan lahan baru untuk perluasan jalan, dengan begitu sang pemilik bangunan yang ditertibkan dapat mencari lokasi baru untuk tempat tinggal maupun tempat usahanya.

Perluasan jalan memang butuh waktu, sekitar beberapa bulan untuk membuat jalan yang baru, kondisi jalan haruslah baik dan tidak berlubang oleh karena itu butuh material jalan yang baik untuk membuat jalan yang baru di bagian kiri jalan yang lama. Perluasan jalan haruslah dilakukan oleh perusahaan yang memenangkan tender dengan penawaran yang terbaik dari segi kualitas material dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembuatan jalan yang barang tentu dibiayai oleh negara, perluasan jalan haram hukumnya bila perusahaan yang dipilih untuk melakukannya adalah perusahaan yang berkaitan dengan praktik nepotisme yang dilakukan Penunjuk Proyek.

Referensi:
otak saya yang diberikan oleh Tuhan.


ECONOMIC IMPACT OF GLOBALIZATION AND NEGATIVE & POSITIVE EFFECT OF GLOBALIZATION

The impact of both the impact of economic globalization globalization globalization positive or negative impacts, including the impact of globalization on the economic life would be a little I review in my post this time. The impact of economic globalization this paper, (if this simple inscription should I call the paper) is part of my opinion as well as activists cooperative small businesses in addressing economic globalization wrapped ACFTA agreement. I have this little problem my previous post titled 2010 business opportunities
Understanding globalization itself is taken from the global word meaning universal. according to wikipedia definition of globalization is not or has not possessed fixed and established definition, globalization refers only to the definition of work (working definition), means understanding globalization could be widely depending on how the user puts. There who argue that globalization is a social process, or the process of history, or a natural process that will bring the entire nation and the state are in a stronger bond to create a new order of life or we can unity of co-existence that would limits geographical boundaries, economic and cultural.  is supported by parties that support the occurrence of a socio-economic and cultural evolution
But for those who do not agree mentioned that globalization as an engineering project superpowers (capitalist) to keep the existence and influence on the world, especially third world. Negative stigma attributed to globalization by proponents of this idea, globalization is seen only of capitalism where the rich negara2 control the world while smaller countries or third countries often exploited and the sunset just because it does not have the competitive edge ..
One of the figures who argue that globalization is a negative impact from Ohio University Lecturer Elizabeth Fuller Collins. Collins said that the negative impact of globalization is that the free market capitalism that paired with sweet treats neoliberal economic terms of manpower, money, land and natural resources as factors of production alone or commodity is traded. As a result, Suplay and demand of labor, money, land and natural resources will be determined and set prices in the market. The direct impact that this condition is caused by the financial crisis, political instability, and the threat of environmental sustainability.
The simple explanation of the above statement as I wrote in a post eagle vs freeport. If labor is only considered as a factor of production, the employee is no more than a machine or robot. Labor costs will be reduced as low as possible in order to provide maximum results in profits, humanism factor will be overridden and certainly the most easy targets for supplying cheap labor is a developing country or a poor country that is "stuck" with iming2 investment and economic development of the artificial. Owners of capital will require a wide range of facilities such as tax reduction, supply of cheap labor and of course also the availability of natural resources and investment for developing countries will be embracing all requests capitalist result exactly as it happens in the freeport papua. every day freeport produce 225 thousand tons of gold ore, even reuters 4 bosses have launched a major freeport accept nothing less Rp. 126.3 M / month or 1.5 T / year, compared with a budget target only 5.28 T. What is obtained from the capitalization freeport papua? poverty, degradation of the forest and AIDS, it is natural then globalization as the most advanced form of capitalism is considered resulting in tremendous negative impact

So if so whether there is a positive impact of globalization? As represented by the government believed the new order which is then adopted to date that globalization is a must and is inevitable because it is a part of the globalization process of social change will have a positive impact for the owners of capital or which has the competence to compete. Globalization will provide space and markets as well as expanding business opportunities with the concept bordeless the opportunity to develop the business will be more wide open, with a note this only applies to those who have the competence, what about the people of Indonesia are mostly not competent? when the full force of globalization that many legal market role, while the role of government g so do not expect a wide range of subsidies and aid - aid will be, not going there again aphorisms of love for the people, a concrete example is the elimination of fuel subsidies that could be done so that foreign come into play in the petroleum business is a real form of the globalization process, do not be surprised if one day also privatized water.



THE PROBLEMS OF ECONEMICS IN INDONESIA
In Indonesia is already familiar if often discussed problem of unemployment. Unemployment is usually caused by a lack of employment opportunities that exist in Indonesia either provided by the government and the employers.
            View of the Indonesian population that will grow increasingly likely diIndonesia unemployment increases if the government does not increase the number of jobs.
City terrain it is high unemployment, even many who lulusa scholars who do not have a job so high school graduates. In Sumater Utara, the number of college graduates each year who are ready to pull out quite a lot of work. And moreover calculated by the number of secondary schools, the number of unemployment in the city is very much terrain.
The number of qualified graduates and the limited number of jobs that will be addressed to make us as students to investigate and try to find a solution of unemployment that later after we graduated from college with no fear of unemployment. And we also want to know the reasons that make the growing number of unemployed, especially in North Sumatra Indonesia.
The definition of unemployment is technically everyone in the reference time, ie at the age of the labor force does not work, either in terms of wages or self-employment, then look for a job, wages or self-employment, then look for a job, having activities dalamarti active in the job search. In addition to the above there are many definitions of the term meaning unemployment definitions.
Ø  Definition of unemployment by Sadono Sukirno.
The unemployment is a situation where a person belonging to the labor force, wanted to get a job but have not been able to get it
Ø  The definition of unemployment by Payman J. Simanjuntak
The unemployment is a person who did not work was the labor force not working at all or working less than two days during the week prior to enumeration and tried to get a job.
Ø  The definition of unemployment by the general term of the center and man power training.
The unemployment is a person who was not able to get jobs and make money even be able to do the work.
Ø  Definition of unemployment by minister
Unemployment is a person who does not work, looking for work, prepare a new business, and not looking for work because they are not likely to get a job again.
v  Unemployment Issues in Indonesia
Unemployment is a term for people who do not work at all, looking for work, working less than two days during the week, or someone trying to get a job. Unemployment is generally caused because the labor force is not proportional to the number of jobs that can absorb it. Unemployment is often a problem in the economy due to the existence of unemployment, productivity and incomes will be reduced so as to give rise to poverty and social problems of unemployment. Can be calculated by comparing the number of unemployed to the total labor force expressed as a percent.
The lack of revenue caused unemployment should reduce their consumption spending which causes decreased levels of prosperity and well-being. Prolonged unemployment can also cause bad psychological effects the unemployed and their families. The unemployment rate is too high can also cause political turmoil, social security and so interfere with the growth and economic development.
Long-term result is a decline in GNP and per capita income of a state. In developing countries such as Indonesia, the technical term is "underemployed" in which the work should be done with a little labor, performed by more people. Employment issues in Indonesia is now reaching alarming sufficient condition characterized by the number of unemployed and underemployed large, relatively low incomes and less prevalent. Instead of unemployment and underemployment are high is a waste of resources and a waste of potential, a burden on the family and society, the main source of poverty, can lead to social unrest and increased crime, and can hinder development in the long run. Conditions of unemployment and underemployment are high is a waste of resources and potential, become the burden on families and communities, the main source of poverty, can lead to social unrest and increased crime, and can hinder development in the long run. Development of Indonesia fore highly dependent on the quality of human resources in Indonesia are physically and mentally healthy and have the skills and expertise of the work, so as to build the families to have jobs and steady and decent income, so as to meet the needs of life, health and education of members family.
In national development, macroeconomic policy, which is based on synchronization of fiscal and monetary policy should lead to the creation and expansion of employment opportunities. Mikrodan effort to cultivate an independent small business needs including access policy alignments, companion, small business financing and interest rates small mendukung.Kebijakan central and provincial government policy danPemerintah District / City must be a unity of mutual support for the creation and expansion of employment opportunities. National Movement Disaster Unemployment (GNPP), Mengingat70 percent unemployed dominated by young people, it would require special handling in an integrated program of action and the creation of employment opportunities specifically for young people by all parties. Based on the above conditions need to be a national response Unemployment (GNPP) to deploy all the elements and potential national and regional policies and strategies to develop and implement prevention programs unemployment. One measure of national and regional policies to be successful in the expansion of employment or reduction of unemployment and underemployment.
v  The state Unemployment in Indonesia.
Unemployment occurs because among other things, that because the number of jobs available is smaller than the number of job seekers. Also competencies job seekers do not match the job market. In addition, the lack of effective labor market information for job seekers.
The phenomenon of unemployment is also closely related to the termination of employment, due to among others, the company shut down / reduce its business due to the economic crisis or unfavorable security; regulations that hinder investment in; obstacles in the process of import export, BPS etc.According unemployment in 2002, amounting to 9.13 million openly unemployed, about 450 thousand of them are highly educated. When viewed from the age of the majority of the unemployed (5.78 million) are at a young age (15-24 years). In addition there are 2.7 million unemployed people find it impossible to get a job (hopeless). A situation like this would be very dangerous and threaten national stability. Another issue is the number of underemployed are working less than the normal working hours of 35 hours per week, in 2002 amounted to 28.87 million people. Some of them are working at a lower position than the level of education, low wages, resulting in low productivity. Thus the problem of unemployment and underemployed amount to 38 million people who should be completed. Center for Economic Research Indonesian Institute of Sciences (P2ELIPI) predicts that this year the number of unemployed will rise to 11.833 million people. This figure does not include labor ex Indonesia (TKI) who returned to the country from Malaysia and unemployment.
v  Unemployment Causes Poverty
On 17 October, the global community has just celebrated antipoverty entire world. However, in this country, poverty is a social symbol that was almost absolute and insoluble. Since the colonial period to the present, though difficult predicate poor countries escape from the nation's potential content of famous abundant natural wealth. Poverty seemed increasingly melancholy story complete with the occurrence of various natural disasters and artificial disasters: earthquakes, tsunamis, Lapindo hot mud, and forest fires that followed smog. Pockets of poverty in the country were increasingly diffuse malignant bakvirus, ranging from tier rural, urban cities, the unemployed, to the fishing villages. Regardless of the debate over the use of indicators, data on poverty in this country continues to demonstrate deteriorating trend. The number of poor people in Indonesia accounted for 17 percent of the population has now reached 220 million. According to official data Susenas (CBS, 2006), the number of poor people increased from 35.10 million (15.97 percent) to 29.05 million (17.75 percent). While the number of unemployed according Sakernas (CBS, 2006) has continued to increase from 10.9 million people (10.3 percent) in February 2005 to 11.1 million people (10.4 percent) in February 2006.